Jumat, 16 September 2016

Diam Itu Pasrah, bukan Melawan

Selamat malam kawan, semoga baik – baik saja ya kabar kalian semua.

Pokoknya semoga selalu dalam lindungaNYA. Amiin.


Beberapa hari yang lalu gue ngerasa ada yang aneh dalam hidup gue. Kenapa aneh? Karena gue baru menemuan makna baru dalam hidup. karena setahu gue “Diam itu pasarah, bukan melawan”. Bukan “Diam itu melawan bukan Pasarah” tapi ada juga orang yang memaknainya demikian.


Cerita ini sebenarnya tentang keapesan, hal apes dan apalah pokoknya itu. waktu itu gue kerja masuk pagi, sesuai jam kerja sih gue harusnya gue boleh istirahat jam setengah 3 sore. Tapi berhubung gue kepingin ngopi, so gue pun memberanikan diri buat pergi ke rest area kerja gue yang jaraknya lumayan deket (Sekitar satu menit lah kalau jalan kaki)lebih awal 3 menit dari waktu yang diijinkan. 


Tapi yang namanya mahkluk apes lagi nempel banget kali ya sama gue hari itu, makanya gue pun ketiban sial banget hari itu. gue baru saja nglempengin punggung sambil nyender di kursi rest area, tiba – tiba Kepala Divisi produksi sudah muncul di dekat rest area. Kebanyakan orang panik dan langsung serta merta mereka mematikan rokoknya dan kabur lagi ke area kerja. Gue tahu kok dalam hati teman – teman gue pada nggerutu. “kampret, rokok gue masih panjang, masih 200 perak lah. Malah ada patroli lewat”.


Kepala Divisi sih nggak marah dia Cuma nanya sedikit pertanyaan “kamu masuk apa?” lalu ada yang menjawab “pagi pak”. “shift pagi jam segini kok udah disini”. Tapi pertanyaan yang sedikit itu sudah cukup membuat orang pada pergi dari rest area.


Tapi gue dan beberapa teman gue nggak termasuk yang pergi. Loh, kenapa? Karena gue sudah di ujung tanduk kawan. Gue duduknya di ujung rest area. Kalaupun gue mau kabur, gue harus nglewatin tuh bapak Kepala Divisi. Itu sama saja bunuh diri menurut gue. Posisi gue saat itu sudah seperti Makan buah simalakama, makan nggak makan tetap mati pokoknya.


Ibaratnya itu ya, gue udah di ujung bidikan seorang Sniper papan atas yang keakuratan tembakanya 99,9%. Karena gue pikir, pergi dan nggak pergi hasilnya sama saja. Yaitu sama – sama bakal jadi tersangka pencurian (loh kok). Pencurian waktu istirahat kawan, karena belum waktunya.


Ibaratnya gue sudah bakal tertangkap basah, makanya gue pilih diem aja di tempat sambil ngelanjutin ngisep – ngisep rokok. Karena yang lain kabur dan gue beserta enam teman gue yang duduknya di ujung nggak kemana – mana alias diam di tempat. Lalu deh tuh bapak Kepala Divisi datangin kami dan menanyai kami dari bagian mana dan juga masuk kerja apa?


Dengan muka tidak suka lalu beliau pergi meninggalkan kami ber-enam yang tersisa. Nggak lama kemudian, atasan gue datang dan beberapa atasan lain juga datang buat nge-data kami berenam para tersangka pencuri waktu.


Karena gue biasa ngobrol sama atasan gue, dia pun datang dengan ketawa – ketawa (dia nggak pernah marah setahu gue). Dia Cuma bilang. ” Yang hati – hati mas. Kenapa nggak bilang aja shift sore mas”. Gue bilang aja “ sudah ketangkep basah Pak. Ngelak juga saya rasa percuma”. Atasan gue melanjutkan, “sebenarnya nggak papa mas, Cuma yang jadi masalah, yang lain pada kabur balik ke area kerja, kenapa kalian enggak? Mau nantangin Kepala Divsi”. 


“alamak”. Jujur gue kaget, kalau gue dan yang lainya yang Cuma duduk sedari tadi itu karena sudah pasrah ketangkep basah. Bukan karena mau ngelawan Kepala Divisi. Dari sini gue akhirnya tahu kalau maksud Kepala Divisi gue nanya tadi itu secara nggak langsung beliau nyuruh gue dan yang lainya buat balik lagi ke area kerja. Bukan mau nangkepin kita semua. 


Kalau begini kan jadi salah persepsi kan? Coba kalau Kepala Divisi itu bilang kalau gue di suruh balik. Pasti gue balik. Sumpah gue gagal paham sampai disini kawan. Maafkan saya Bapak Kepala Divisi. Semoga kedepanya saya lebih baik lagi dalam hal mencuri waktu. Ya enggak lah. Pokoknya jangan sampai terulang lagi lah kejadian semacam ini. Amiin.


Terima kasih sudah membaca.
Salam Tengik.


Senin, 12 September 2016

Insiden di judul Blog

Halo kawan semua. Hari ini gue mau nulis tentang apa yang terjadi saat ini pada Blog gue. Mungkin dari kalian ada yang bertanya – tanya, Kenapa judul postingan gue sebagian ada yang ketutup sama kotak link share Fb, tweet, dll. Itu semua berawal saat gue share link blog gue di Facebook.
Ada yang nutupin Judul kawan

Awalnya gue iseng – iseng buat share link Blog ini di Fb. Tapi baru sehari gue sharing, pihak Fb memblokirnya. Istilah tepatnya sih katanya kalau konten yang gue bagikan melanggar standar komunitas. Begitulah penjelasanya. 

Awal – awal gue jujur ngerasa kecewa. Kenapa kok di blokir, apa karena nama Blog gue menggunakan kata “Tengik”. Setelah itu gue coba telusuri ternyata gue bisa membuka Blokirnya dengan cara mengisi formulir yang menyatakan kalau konten yang gue bagikan aman dan bukan Spam. 

Sehari gue laporan hasilnya masih nihil. Dua hari juga masih nihil. Karena penasaran, akhirnya gue beranikan diri buat share sekali lagi postingan baru. Tapi baru beberapa detik postingan blog gue share di Fb, tiba – tiba sudah hilang lagi nggak ketahuan rimbanya seperti postingan yang sebelumnya. Gue baru sadar ternyata bukan konten gue yang diblokir, ternyata yang diblokir adalah semua link yang menuju Blog gue yang nampang di Facebook bakalan hilang dan nggak bisa dilihat lagi, termasuk oleh gue. Blognya masih ada dan hidup, tapi nggak bisa gue share di Facebook sama sekali. Itu berasa kayak punya pacar tapi backstreet, nggak ada yang tahu kecuali lu sama dia doang.

Kecewa pasti ada dalam hati gue, tapi mau gimana lagi sedangkan pesan pihak Facebook yang masuk ke email gue aja begini :
 
Sebenarnya gue sempet hampir nyerah sih dengan semua ini, baru juga gue aktifin lagi nih Blog, kok malah sudah dapat masalah kayak gini. Masalah yang gue sendiri masih belum bisa menyelesaikanya. 

Namun dalam hati kecil gue juga yakin kalau nantinya Blog gue bakal bisa nampang lagi di Facebook. Akhirnya dengan penantian kurang lebih seminggu, setelah dengan penuh kesabaran gue menunggu, akhirnya Blog gue nongol lagi di Facebook. Jujur gue seneng banget dan juga bahagia banget, tapi begitu gue buka Blog gue, nggak tahunya Blog gue sudah berubah seperti yang kalian lihat sekarang, dengan sebagian judul postingan yang ketutup sama share box.

Gue coba edit HTML di pengaturan Blog gue, tapi tetap nggak bisa. Gue ganti dengan template yang lain lalu gue ganti ke template yang ini lagi, tapi hasilnya nihil juga.
Kalian semua pasti tahu kalau gue pakai template gratis hasil desainya mas sugeng yang bernama Brosense V2. Gue mau komplain sama mas sugeng ya nggak mungkin lah. Gue dapat ini gratis kok, masa mau komplain. 

Setelah gue telusuri lebih lanjut, ternyata nggak Cuma Template gue yang kondisinya seperti sekarang. Tapi hampir semua blog yang memajang template Brosense V2 juga mengalami hal yang sama. 

Mungkin inilah efek dari sesuatu yang gretong, kalau nggak sempurna ya wajar. Gue juga sadar kalau seharusnya gue pake template pribadi yang mewakili gue banget, atau Brandingnya gue banget lah. Tapi itu biayanya nggak murah sih emang, gue juga baru sadar, kalau mas sugeng juga menjual template yang berbayar juga. Namanya Evo Magz. Tampilanya bagus dan responsiv menurut gue, dan juga loadingnya nggak pake lama alias cepet. Kedepanya gue mungkin bakal pakai Evo Magz kalau nggak yang custom sekalian biar lebih puas dan juga lebih Personal.
Terima Kasih sudah membaca
Salam Tengik.

Sabtu, 03 September 2016

Kenapa lama nggak nge-Blog

Gue nanya, mau gue jawab sendiri juga. Kenapa lama nggak nge-Blog? Jawaban gue sederhana saja. Karena kebetulan kemaren Hp SnSV gue yang biasa gue pakai buat modem alias tathering, Hp yang sangat gue sayangi, Hp yang sangat gue kasihi, dan juga yang paling keren menurut gue, mendadak turun pamor, Turun tahta, turun kasta, turun segala – galanya lah pokoknya. Kecuali turun Berok ya. Karena itu Impossible banget.
Hampir semua teman gue, senior gue, bahkan junior gue di kerjaan, pakainya Hp yang sudah memiliki jaringan 4G. Sedangkan Hp SnSV gue hanya mampu memberikan gue kepuasan di jaringan 3G saja. 

Gue jadi teringat satu setengah tahun yang lalu. Pas pertama gue beli tuh Hp SnSV. Itu Hp di pasaran belum ada, teman gue masih belum ada yang punya, tapi gue sudah megang bahkan memiliki dan menggunakan Hp itu. Satu setengah tahun yang lalu, saat gue pertama kali melihat nih Hp di tangan gue, gue berasa Dewanya internet dan aplikasi. Bagaimana tidak, sedangkan Hp SnSV gue adalah Hp pertama yang memiliki RAM 2Gb. Selain itu belum ada dan belum rilis, atau paling mentok masih RAM 1 GB. Keren kan gue. Waktu itu. Namun sekarang lihat deh, Hp dengan RAM 2Gb sudah numpuk bahkan berserakan di pasaran. Bahkan sekarang, Hp dengan RAM diatas 2Gb sudah ngampar dipasaran. Kebayang nggak, Cuma dalam waktu kurang dari dua tahun perkembangan tekhnologi sudah sedemikian pesatnya. Kemajuan tekhnologi memang bagus sih. Tapi menurut gue keterlaluan buat orang kayak gue yang nggak bisa setiap saat secara serta merta dan serentak langsung meng-Upgrade semua gadgetnya. Gue harus nabung dikit – dikit dulu kali gaes. Dari sini sudah jelas kalau gue bakal terlihat orang yang ketinggalan tekhnologi.

Setelah mikir panjang dan waktu yang nggak singkat (sekitar dua minggu lebih), akhirnya gue putuskan buat Upgrade jaringan internet gue yang tadinya 3G menjadi 4G. Hore.....

Tapi itu semua butuh pengorbanan gaes, gue harus jual gadget lama gue dan menukarnya dengan yang baru. Akhirnya dengan penuh rasa kehilangan, gue putuskan buat nge-jual tuh Hp SnSV gue yang sudah satu setengah tahun dengan setia dan sabar menemani gue, menghibur saat sepi dan mengabadikan momen – momen manis dalam hidup gue melalui gambar digital alias photo yang dia hasilkan dan yang dia simpan juga. Hmmmm.... gue Cuma bisa bilang “i am sorry good bye” pada tuh Hp SnSV. Gue doain semoga dia bahagia, sehat selalu, dan juga panjang umur di tangan majikan yang baru. Amiin.

Sekalinya gue jual Gadget lama berupa Hp, itu nggak serta merta buat gue beli Hp yang spesifikasinya di atas Hp SnSV yang sudah gue jual. Malahan gue hidupkan Hp So*y gue yang sudah lama tidur panjang di dalam rak TV. Gue jadi inget dulu alias satu setengah tahun yang lalu gue tinggalin dia karena tuh Hp SnSV, namun sekarang gue paksa dia buat melayani gue lagi. mudah – mudahan dia nggak kecewa karena masa lalu yang sudah pernah kita lewati. Dan dia masih punya banyak maaf buat gue. I love you Hp So*y.

Ini bukan Upgrade Gadget, tapi Downgrade gadget namanya gaes. Kebayang nggak gaes, Hp So*y gue kan RAM aja Cuma sekitar ½ Gb dan internalnya Cuma ¾ Gb. Itu lebih parah dari Hp SnSV gue yang sudah berpindah tangan. 

Meski begitu, gue paksa dia buat ngelayanin gue di jaringan 4G. Gue nggak mau tahu, dan tuh Hp So*y harus mau. Mau tahu nggak gaes gimana caranya? Mudah banget kok, meski hasil gue jual Hp SnSV gue nggak sampai separuh dari waktu gue beli barunya, gue beliin aja Mifi alias mini router (padahal sekitar dua minggu gue mikir habis jual Hp lama, baru deh beli tuh mifi). Kalau kalian tanya merek apa, pokoknya yang bintang iklanya Band Nidji lah. Sudah paham kan?

Oke. keren kan ide gue. Meski Hp gue lebarnya lebih kecil dari selembar tempe mendoan, tapi dia sudah menjelajah dengan jaringan 4G. Begitu juga dengan Lepi gue yang hanya memiliki RAM 2Gb dan Hdd Cuma 320 Gb dia sekarang sudah bahagia berenang di internet dengan jaringan 4G. Alhamdulillah.

Semoga dengan gue memakai jaringan 4G ini, gue semakin rajin nge-blog, nulis, donlot bokep, update sosmed, dan lain – lain. Amiin..
Thank’s was read
Salam Tengik